Kamis, 30 Juli 2009

Perpustakaan Modern Harus Menjadi Meeting Point Antar Manusia

Diskusi ‘Manajemen Perpustakaan Modern’

Bertempat di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat UII, pada Selasa, 21 April 2009 lalu, Direktorat Perpustakaan menggelar diskusi bertajuk ‘Manajemen Perpustakaan Modern’. Diskusi yang diikuti oleh stakeholders perpustakaan mulai dari tingkat fakultas, rektorat, hingga yayasan badan wakaf ini, menghadirkan dua pembicara, yaitu Luki Wijayanti (Universitas Indonesia) dan Endang Ermawati, M.Lib. (Universitas Bina Nusantara). Dalam kesempatan ini, Wakil Rektor I, Prof. Ir. Sarwidi, MSCE., Ph.D., IP-U., hadir dan menyampaikan sambutan pembukaan diskusi.

ImageWakil Rektor I antara menjelaskan perkembangan perpustakaan UII yang tumbuh dan berkembang dari berbagai unit yang ada namun belum memiliki tempat yang memadai di kampus terpadu. Akibatnya ketika akan mendapat bantuan buku, terdapat beberapa masalah terkait kesiapan sarana. Untuk itulah sejak Puncak Perayaan Milad UII ke 65, telah dimulai pembangunan perpustakaan pusat yang diawali peletakan batu pertama di selatan Masjid Ulil Albab. Sebelumnya tahap pradesain bangunan beserta berbagai unsur di dalamnya telah dibahas melalui panitia yang diharapkan mampu mewujudkan perpustakaan yang representatif untuk UII.

Sementara itu dalam paparannya, Luki Wijayanti menjelaskan bahwa dalam membangun sebuah system perpustakaan terpadu seperti yang dialaminya langsung di UI membutuhkan kerja keras yang melibatkan banyak pihak. Luki menjelaskan misalnya bagaimana melakukan integrasi perpustakaan dari 14 fakultas yang ada dengan membangun paradigma bahwa semua adalah mitra. Dari sini kemudian, dikembangkan keterbukaan mengenai penggunaan beberapa koleksi online yang dilanggan oleh fakultas tertentu, agar fakultas yang lain tidak perlu melanggan koleksi tersebut karena hanya menguntungkan vendor.

Langkah tidak kalah penting adalah penguatan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan. Agar terjadi sinergi yang optimal, UI memilih mengembangkan SDM perpustakaan secara terpusat sehingga SDM yang dihasilkan memiliki orientasi pengembangan perpustakaan pusat dan siap jika ditugaskan di fakultas. Dalam mengelola manajemen perpustakaan modern saat ini, Luki memetakan sejumlah poin penting yang harus menjadi perhatian perguruan tinggi. Pertama adalah kebijakan perguruan tinggi itu sendiri dalam mengelola manajemen pendidikan tingginya. Luki mencontohkan bagaimana perubahan framework dari research university, world class university, maupun liberal arts amat berpengaruh dalam kebijakan universitasnya untuk perpustakaan.

Poin lain adalah fasilitas pendukung bagi perpustakaan yang antara lain meliputi gedung, jaringan komunikasi dan transportasi. Kesemuanya menurut Luki harus diperhitungkan secara matang agar fungsi perpustakaan sesuai visi universitas dapat terwujud. Luki mencontohkan bagaimana kebijakan membangun perpustakaan pusat, akan diikuti dengan kebijakan transportasi kampus, sehingga akses ke perpustakaan dapat dinikmati semua mahasiswa maupun dosen.

Keberadaan pusat informasi maupun perpustakaan lain juga harus diperhatikan, terutama dalam kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi yang memperluas sumber informasi tidak hanya dari perpustakaan, tetapi internet, blog, maupun jejaring sosial (facebook, plurk, dan lain-lain). Manajemen perpustakaan harus mampu secara efektif memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memanfaatkan perkembangan semacam ini. Termasuk di dalamnya adalah dukungan sistem informasi yang menjadi pilihan pengelolaan perpustakaan. Dengan makin minimalnya penggunaan kertas, digitalisasi menjadi tuntutan dalam dunia akademik yang tidak bisa dihindari perpustakaan perguruan tinggi.

Penggunaan metode pembelajaran yang beragam dalam perguruan tinggi bagi Luki juga menjadi tantangan manajemen perpustakaan karena setiap perubahan metode akan berimplikasi pada perubahan kebutuhan pustaka penunjang. Selain itu, tren pendidikan tinggi yang makin demokratis, yang memberi ruang kreativitas semakin luas bagi mahasiswa membawa implikasi baru, berupa kebutuhan akan diskusi, debat, dan akulturasi ilmiah antar ilmu pengetahuan. Untuk mengakomodasi kebutuhan ini, saat ini manajemen perpustakaan harus mampu mendesain suasana perpustakaan yang kondusif untuk menjadi ajang pertemuan antar mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.

“Perpustakaan modern saat ini merupakan media paling demokratis yang menjadi ajang meeting point berbagai manusia dan menjadi ajang perkawinan ilmu,” demikian Kepala Perpustakaan Pusat UI ini menyimpulkan. Itulah sebabnya, dalam grand desain perpustakaan UI yang sedang dalam proses, terdapat banyak ruang diskusi yang menjadi ajang refleksi keilmuan, sekaligus juga diakomodasi kebutuhan estetika melalui ruang publik untuk media hiburan.

Adapun bagi Endang Ermawati, perpustakaan modern saat ini pada dasarnya memiliki fungsi digitalisasi dan pelestarian seiring dengan keterbatasan kemampuan kertas menyimpan informasi dari sebuah buku dan perkembangan teknologi yang menopang pengembangan perpustakaan. Library and Knowlegde Center Manager Ubinus ini juga menjelaskan bahwa seiring posisi perpustakaan yang makin dibutuhkan, perpustakaan juga berpeluang menjadi business unit yang menghasilkan keuntungan bagi perguruan tinggi. Caranya tentu saja dengan memaksimalkan peran yang bisa diberikan dalam memenuhi kebutuhan sivitas akademik dan mengintegrasikannya dengan mitra potensial.

Direktur Perpustakaan UII, Dr. M. Idrus, M.Pd. yang memimpin jalannya diskusi antara menjelaskan bahwa selama ini upaya peningkatan kualitas manajemen perpustakaan juga terus dilakukan oleh Direktorat Perpustakaan UII dengan harapan akan meraih ISO. Berbagai upaya telah dilakukan diantaranya dimulai dengan digitalisasi koleksi maupun pengembangan sistem informasi yang terintegrasi dalam sistem akademik. Upaya pengembangan koleksi yang selama ini terus dilakukan juga diharapkan akan makin lengkap seiring penyiapan perpustakaan berkualitas.
www.uii.ac.id

UU Pemerintah tentang Sistem Informasi Perpustakaan

Perpustakaan sebagai pusat dokumentasi ilmu pengetahuan, memiliki peran penting dalam peningkatan kecerdasan masyarakat, dan pemerintah sekarang sudah cukup peduli dalam mencermati perkembangan perpustakaan yang lebih modern di masa depan, dengan membuat undang – undang yang mengatur tentang standart pengembangan perpustakaan yang modern.

Melalui UU 43 Tahun 2007 Tentang PERPUSTAKAAN, pemerintah mengharapkan para pengelola perpustakaan baik yang terdapat di lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi maupun di lembaga pemerintah seperti Perpusda dll, untuk melakukan pengembangan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang up to date.

Dengan penerapan Teknologi Informasi yang tepat, pengelolaan perpustakaan akan lebih cepat dan efisien, juga standart layanan kepada masyarakat pengguna juga akan terus meningkat, bagi pengguna sendiri akan sangat terbantu karena banyak kemudahan yang ditawarkan.

Berikut cuplikan UU 43 Tahun 2007 Tentang PERPUSTAKAAN, yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi :

Bab 5 Layanan Perpustakaan

Pasal 14 Ayat 3

-->Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Ayat 6

--> Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antarperpustakaan.

Ayat 7

--> Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika.

Bagian Ketiga

Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan

Pasal 19 ayat 2

--> Pengembangan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan karakteristik, fungsi dan tujuan, serta dilakukan sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Bagian empat

pasal 24 ayat 3

--> Perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Gamatechno selaku pengembang Teknologi Informasi, juga memiliki kepedulian tentang hal ini, dengan salah satu produknya yaitu gtPustaka (Sistem Informasi Perpustakaan), Gamatechno mampu memberi solusi kepada perpustakaan untuk mengelola perpustakaan dengan jauh lebih baik tetapi dengan pembiayaan yang sangat murah, karena gtPustaka versi retail sudah memiliki fitur yang komplit dan mudah digunakan serta sudah mensuport barcode dan smartcard.

Mendukung setiap perpustakaan menjadi lebih modern, digital dan kredibel adalah harapan kami, dengan gtPustaka maka solusi akan manajemen administratif serta pengelolaan data perpustakaan yang lebih baik akan dapat terwujud.