Senin, 13 Juli 2009

Digital world Library , situs pintar bikin mudah belajar

Perpustakaan, adalah tempat pilihan utama mencari data jika ada tugas/PR dari guru ataupun dosen. Tempat yang jarang didatangi pengunjung ini merupakan sarana yang terus dipertahankan fungsi maupun tempatnya. Namun seiring merebaknya teknologi Internet, orang semakin malas datang ke perpustakaan. Kalau Mesujian susah ngedapetin bahan untuk PR, tinggal klik yahoo, atau google atau situs yang sejenis maka semua bahan yang diinginkan segera muncul. Bahan untuk PR siap disalin dan dikumpulkan esoknya.

Sejalan dengan hal itu, badan PBB yang mengurusi soal pendidikan, ilmu pengetahuan,dan budaya ,UNESCO, menyediakan layanan dengan nama World Digital Library. Fasilitas ini ditujukan untuk mendokumentasikan berbagai naskah dan data dari berbagai peradaban di dunia dalam satu tempat, sehingga orang tidak perlu repot datang mencari naskah yang dinilai langka. Naskah kuno dari China, kaligrafi Arab, dan catatan penting peristiwa dunia lengkap tersedia.

Cukup dengan mengunjungi http://www.wdl.org, World Digital Library sudah bisa dilihat oleh user di seluruh dunia. Nggak cuma naskah atau buku, di perpustakaan digital ini juga bisa lihat berbagai rekaman gambar atau film, peta, naskah kuno, atau juga foto langka yang belum pernah dilihat. Perpustakaan yang berupa situs ini dibuat sebagai sumber pengajaran global untuk masyarakat dunia. Penggagasnya adalah seorang ahli perpustakaan dan bos-nya The Library of Congress, James Billington. Library of Congress adalah salah satu perpustakaan terbesar di dunia. Asiknya lagi situs perpustakaan ini bisa diakses gratis untuk siapa saja.

James Billington sudah membuat prototipe situs ini sejak 2007. Layanannya direncanakan akan di-launch di markas UNESCO, Paris, pada 21 April 2009. World Digital Library tersedia dalam berbagai versi bahasa; Inggris, Spanyol, Arab, Prancis, Cina, Portugis, dan Rusia (Koran Tempo 21/4/09). sph

Perpustakaan Bisa Deteksi Pencurian Buku

MEMASUKI gedung Badan Perpustakaan Provinsi Kaltim usai direhab tertangkap kesan eksklusif di dalamnya. Lantai marmer ukuran lebar tampak mengilap menyambut pengunjung. Lampu kristal menjuntai di ruang lobi. Ruang demi ruang dilengkapi sistem keamanan yang mutakhir, termasuk yang dipasang di bawah tangga lantai dasar.

Peralatan mutkahir itu dilengkapi sensor yang bisa mendeteksi pencurian buku. Alat sensor ini dihubungkan dengan magnit yang ada di setiap buku koleksi. Magnit ini bentuknya sangat tipis seperti sehelai rambut, sehingga orang sangat susah menemukannya dalam sebuah buku. "Kami menempatkan magnit ini di bagian tersembunyi dalam sebuah buku yang tidak bisa diketahui orang. Ini menghindari terjadinya pencurian buku," kata Taufik, Kabid Layanan Informasi dan Otomasi Badan Perpustakaan Kaltim.

Dia mengakui tidak semua koleksi buku diberikan magnit. Namun, ia menargetkan semua buku bakal diberikan magnit pada 2009 ini. Security System sendiri sudah dioperasikan sejak awal Maret 2009. Keberadaan alat ini sengaja dipasang di lantai dasar persis di bawah tangga sebab koleksi buku sendiri berada di lantai dua dan tiga.

Sebelum keluar gedung, setiap peminjam buku pasti melewati alat canggih ini. Jika peminjam buku belum mendatangi petugas perpustakaan, sensor alat ini bakal berbunyi dengan lampu menyala merah. "Sensor berbunyi karena magnit dalam buku belum di-off-kan petugas," jelas Taufik.

Hingga Kamis (12/3) kemarin, alarm sistem keamanan masih berbunyi. Maklum pengunjung ini membawa buku pinjaman yang transaksinya dilakukan sebelum Maret 2009. Sedang transaksi peminjaman buku di atas Maret 2009 sudah di-off-kan. Tampilan ruang koleksi buku di lantai dua dan tiga juga terlihat makin luas. "Kami memperbarui interior ruang dengan mengurangi sekat-sekat sehingga ruang tampak lebih luas," lanjutnya.

Jendela kaca berukuran lebar terpasang di sekeliling dinding sehingga pengunjung bisa melihat langsung suasana di luar gedung. Perubahan interior ruang ini dimaksudkan demi kenyamanan pengunjung perpustakaan. Setiap lantai ruang dilengkapi toilet. Sedangkan 12 orang karyawan dikerahkan untuk membersihkan setiap ruang.

"Kami melibatkan pihak ketiga dalam merekrut petugas kebersihan. Mereka bertanggung jawab atas kebersihan gedung perpustakaan ini. Kalau dulu kami hanya mempekerjakan 3 orang cleaning service, sekarang 12 orang petugas kebersihan yang disiagakan di sini," kata Taufik. (rahmat taufik)