Selasa, 16 Juni 2009

PENGEMBANGAN MINAT BACA MASYARAKAT


A. Pendahuluan

Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan membaca sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi.

Dalam dunia pendidikan, membaca mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi (achievement reading), seseorang peserta didik agar memperoleh kelulusan dengan baik, harus mempelajari atau membaca sejumlah bahan bacaan yang direkomendasikan oleh pendidik, begitu sebaliknya seorang pendidik untuk meraih kualifikasi tertentu dalam mengajar atau menulis ilmiah juga harus didukung dengan kegiatan membaca berbagai bahan bacaan untuk selalu memperbaharui pengetahuannya secara kontinyu, sesuai dengan perkembangan yang ada.

Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi.

Upaya pembinaan minat baca telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan pencanangan gemar membaca yang masih sangat hangat diingatan kita yaitu tanggal 17 Mei kemarin dicanangkan sebagai hari Buku Nasional, dengan harapan masyarakat Indonesia lebih giat untuk membaca buku. Namun bagaimana hasil yang diperoleh di Indonesia bila dibanding dengan negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan India. Hasil temuan dari UNDP menunjukkan Negara kita masih jauh di bawah negara-negara tersebut yaitu pada urutan ke-96, posisi ini sangat memprihatinkan kalau bangsa kita mengklaim sebagai bangsa yang besar.

B. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca di Indonesia

Masalah minat baca di Indonesia telah banyak dibahas melalui tulisan, seminar, workshop dan berbagai media. Namun masalah ini masih sangat menarik untuk kita pelajari bersama. Mengapa ? Kenyataan di lapangan, walaupun telah banyak kalangan mengupas, bahkan Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai cara, yang salah satunya pada tanggal 17 Mei telah dicanangkan sebagai hari Buku Nasional. Namun bagaimana hasilnya kita masih berada pada urutan ke-96 dibawah Malaysia, dan untuk Asia Tenggara hanya ada 2 (dua) negara yang ada di bawah kita yaitu Kamboja dan Laos. Padahal kalau kita cermati sejenak penerbitan koran dan majalah, dalam sepuluh tahun terakhir ini jumlahnya telah meningkat, akan tetapi hal ini tidak diikuti oleh penerbitan buku, sehingga belum ada hasil yang signifikan terhadap perkembangan minat baca masyarakat di Indonesia.

Yang menjadi pertanyaan kita, Mengapa ? minat baca di Indonesia dikatakan masih rendah. Sebenarnya kalau kita simak ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca di Indonesia antara lain :

Pertama , Kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran di Indonesia belum mendukung kepada peserta didik, semestinya kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada mengharuskan membaca buku lebih banyak lebih baik atau mencari informasi lebih dari apa yang diajarkan

Kedua , masih terlalu banyaknya jenis hiburan, permainan game dan tanyangan TV yang tidak mendidik, bahkan kebanyakan acara-acara yang ditanyangkan lebih banyak yang mengalihkan perhatian untuk membaca buku kepada hal-hal yang bersifat negatif.

Ketiga, Kebiasaan masyarakat terdahulu yang turun temurun dan sudah mendarah daging, masyarakat sudah terbiasa dengan cara mendongeng, berceritera yang sampai saat sekarang masih berkembang di masyarakat Indonesia.

Keempat, Rendahnya produksi buku-buku yang berkualitas di Indonesia, dan masih adanya kesenjangan penyebaran buku di perkotaan dan pedesaan, yang mengakibatkan terbatasnya sarana bahan bacaan dan kurang meratanya bahan bacaan ke pelosok tanah air

Kelima, rendahnya dukungan dari lingkungan keluarga, yang kesehariaanya hanya disibukkan oleh kegiatan-kegiatan keluarga yang tidak menyentuh aspek-aspek penumbuhan minat baca pada keluarga.

Keenam, minimnya sarana untuk memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan, taman bacaan. Bahkan hal ini masih dianggap merupakan sesuatu yang aneh dan langka dalam masyarakat.

C. Strategi Pengembangan Minat Baca

Dari uraian diatas terlihat bahwa kegaiatan menbaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus dikembangkan secara berkelanjutan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun kalau kita lihat kenyataan dilapangan, bahwa untuk mengembangkan minat baca masyarakat kita masih banyak kendala, yang mengakibatkan rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia.

Dalam rangka upaya mengembangkan minat baca masyarakat ada beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain :

Pertama, mendesain kurikulum atau sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan kegiatan membaca bahan bacaan yang terkait dengan kurikulum atau sistem pembelajaran yang ada.

Kedua, pendidik berupaya merekomendasikan bahan-bahan bacaan yang harus dibaca oleh peserta didik yang dikaitkan dengan tugas-tugas pembelajaran, hal ini juga harus di informasikan ke pustakawan atau perpustakaan agar disediakan bahan bacaan yang direkomendasikan, sehingga peserta didik dengan sendirinya akan mencari dan membaca bahan bacaan di perpustakaan.

Ketiga, Tersedianya sarana sumber informasi/Perpustakaan/Taman Bacaan/Pusat Dokumentasi dan Informasi yang memadai, mudah terjangkau dan representatif, sehingga pengguna merasa butuh informasi yang ada di perpustakaan, dan perpustakaan juga dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Keempat, Pemerataan akses informasi dengan dikembangkannya Taman Bacaan ke tingkat desa, sehingga masyarakat di pedesaan juga merasakan adanya penyebaran informasi atau ilmu pengetahuan.

Kelima, menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat, betapa petingnya kebiasaan membaca, karena dengan membaca akan dapat membuka wacana baru dan menambah wawasan terkait dengan perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi. Ini dapat dilakukan oleh Pemerintah dengan cara menerapkan Gerakan Membaca ( 20 minutes reading of mother and child ) sebagaimana yang dikembangkan di Jepang. Gerakan ini mengharuskan Ibu mengajak Anak membaca selama 20 menit sebelum tidur.

D. Penutup

Pengembangan minat baca pada masyarakat merupakan tugas berat, karena tugas pengembangan minat baca ini diperlukan campur tangan dari berbagai pihak ( pendidik, keluarga, lingkungan dan pemerintah) serta harus didukung adanya sarana prasarana yang memadai. Tugas pendidik dan keluarga harus ada hubungan yang demokratis dalam mendidik keluarga, dengan membiasakan diri membaca dan mendiskusikan isinya, serta mengurangi frekuensi menonton TV, pendidik memfasilitasi kebutuhan bahan bacaan yang direkomendasikan di perpustakaan.. Lingkungan atau Masyarakat juga harus dikondisikan dengan membuat sejenis peraturan lingkungan yang terkait dengan program penentuan waktu belajar, sehingga masyarakat akan mengikuti ketentuan yang telah diterapkan di lingkungan masyarakat tersebut. Kemudian Tugas Pemerintah memfasilitasi sarana dan prasarana seperti perpustakaan, taman baca, dan pusat-pusat informasi lainnya serta memberikan subsidi buku-buku bacaan sampai ke pelosok tanah air, agar masyarakat luas dapat memperoleh fasilitas sumber informasi dengan cepat dan mudah.

E. Daftar Bacaan

1. SIREGAR, A. Ridwan. Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa.—Medan : Universitas Sumatera Utara, 2004.

2. E. KOSWARA (editor). Dinamika Informasi dalam Era Global.-- Bandung : IPI dan Remadja Rosdakarya, 1998.

3. HARDJOPRAKOSO, Mastini , Bunga Rampai Kepustakawanan.-- Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.,

4. http://www.dunia.ibu.org/

5. http://www.librarycorner.org/

6. http://www.cybertokoh.com/

7. FA. WIRANTO (editor). Perpustakaan dalam dinamika pendidikan dan kemasyarakatan.—Semarang : UNIKA Soegiyopranoto, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar