Senin, 24 Agustus 2009

Perpustakaan Daerah hanya Jadi Gudang Buku

YOGYAKARTA--MI: Perpustakaan Daerah belum mampu memenuhi fungsinya sebagai tempat masyarakat memperoleh ilmu dengan membaca tetapi masih sebatas berfungsi sebagai "gudang" buku.

"Saya melihat, banyak perpustakaan daerah yang masih sepi karena koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut belum menyentuh keinginan masyarakat," kata Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Pusat Setia Dharma Majid, usai pembukaan Jogja Book Fair 2009, di Yogyakarta, Selasa (4/8).

Menurut dia, perpustakaan daerah tidak dapat egois dan perlu melihat kondisi masyarakat sekitar dalam penyediaan buku bacaan, yaitu dengan proporsi 30 persen buku muatan lokal sedang sisanya adalah buku wawasan nasional dan internasional.

Perguruan tinggi, lanjut Setia, juga perlu dilibatkan untuk melakukan penelitian mengenai buku muatan lokal apa yang cocok ditempatkan di perpustakaan daerah tersebut.

"Masyarakat di tiap daerah tentunya memiliki perbedaan sehingga tidak dapat disamaratakan. Masyarakat yang didominasi oleh petani akan membutuhkan buku yang berbeda dengan masyarakat yang didominasi oleh kelompok lain," katanya.

Pemerintah daerah, lanjut Setia, juga tidak boleh lepas tangan dalam pengembangan perpustakaan daerah. "Pemerintah daerah perlu menyediakan dana khusus untuk meningkatkan tulisan-tulisan mengenai potensi daerah yang kemudian dibagikan ke perpustakaan di daerah yang bersangkutan," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang membuka secara resmi acara tersebut menyatakan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa dengan masyarakat yang memiliki kebiasaan membaca.

"Buku dan membaca adalah cara terbaik untuk mencerdaskan bangsa, karena dengan membaca, masyarakat dapat memperoleh ide dan kreasi baru," katanya.

Sementara itu, menyangkut koleksi buku di perpustakaan daerah milik Kota Yogyakarta, Haryadi menyatakan bahwa koleksinya cukup dan mampu diputar ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

"Jadi buku itu tidak hanya menumpuk di perpustakaan saja yang menjadikan perpustakaan seperti gudang buku, tetapi berputar di masyarakat," katanya.

Haryadi juga meminta agar masyarakat dapat memanfaatkan jam keluarga membaca dan juga jam belajar di masyarakat dan mengisinya dengan membaca, tidak hanya oleh pelajar, mahasiswa, guru dan dosen tetapi juga semua lapisan masyarakat.

Pada Jogja Book Fair 2009 yang digelar di Hall C Jogja Expo Center tersebut, salah satu pesertanya adalah dari Balai Bahasa Yogyakarta yang menampilkan puluhan naskah kuno. (Ant/OL-03) Sent from my BlackBerry® powered

Tidak ada komentar:

Posting Komentar