Selasa, 03 November 2009

Perpustakaan Digital Al Quran Pertama di Indonesia Berdiri


Penulis : Heru Prihmantoro

TANGERANG-MI: Yayasan Lentera Hati yang dipimpin oleh Husein Ibrahim bekerjasama dengan Yayasan Paguyuban Ikhlas pimpinan Rosano Barack mendirikan digital Library of Al-Quran di Pusat Studi Al-Quran (PSQ) di Ciputat, Tanggerang Selatan, Selasa (20/10).

Menurut Pimpinan PSQ Prof Dr M Quraish Shihab, kendati jumlah buku yang terdapat di perpustakaan ini belum banyak yakni sekitar 30.000, namun perpustakaan ini merupakan perpustakaan Al Quran terlengkap yang ada di Indonesia. Juga merupakan satu-satunya perpustakaan Al-quran dan tafsir dalam bentuk cetak dan digital pertama di Indonesia. Selain berisi buku-buku dalam bentuk cetak dan elektronik di komputer, perpustakaan ini juga menyediakan berbagai referensi dalam bentuk elektronik dan audio video.

"Anak-anak sekolah, pelajar, mahasiswa serta pelajar yang tengah mengambil paper atau skripsi kerap memanfaatkan perpustakaan ini untuk keperluan mereka," kata Prof Quraish Shihab.

Hadir dalam peresmian perpustakaan tersebut Walikota Tanggerang Selatan M Soleh, sesepuh Tanggerang sekaligus mantan Menteri Koperasi dan UMKM Zarkasih Noor, dan mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, serta Dirjen Bimas Islam Depag Nazaruddin Umar.

Walikota Taggerang M Soleh dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas didirikannya Pusat Studi Al-Quran dan perpustakaan tersebut. Sebab, hal itu dapat lebih menegaskan Tanggerang Selatan sebagai kota pelajar sekaligus pusat kegiatan pendidikan Islam.

Selain peresmian perpustakaan, bersamaan dengan itu juga Yayasan juga meresmikan Pondok Pesantren Bayt Al-Quran, yang juga terletak di kawasan Pondok Cabe, Tanggerang Selatan.

Pendirian pesatren tersebut menurut Ketua Yayasan Lentera Hati Husein Ibrahim adalah untuk memberi pengertian lebih dalam terhadap pemahaman Al Quran. Kata Hesein, saat ini bayak orang yang hafal dan bisa membaca Al Quran tetapi tidak didukug oleh pemahaman dan wawasan yang luas. Mereka juga banyak yang berasal dari kalangan ekonomi lemah sehingga diperlukan dukungan agar mereka bisa belajar lebih baik lagi. Selain itu mereka juga dididik untuk meningkatkan ilmu lain di bidang kewirausahaan, manajemen, motivasi pengembangan diri dan ketrampilan terapan lainnya. (Hru/OL-7)

1 komentar: